5 UPACARA ADAT JAWA
1. Upacara Ruwatan
Ruwatan
(pensucian diri )adalah satu upacara tradisional supaya orang terbebas
dari segala macam kesialan hidup, nasib jelek dan supaya selanjutnya bisa hidup
selamat sejahtera dan bahagia Ruwatan yang paling terkenal adalah Ruwatan
Murwakala. Dalam ruwatan ini dipergelarkan wayang kulit dengan cerita
Murwakala, dimana orang-orang yang termasuk kategori sukerto diruwat/disucikan
supaya terbebas dari ancaman Betara Kala, raksasa besar yang kejam dan
menakutkan, yang suka memangsa para sukerto
2. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Tedak siten
adalah suatu upacara dalam tradisi budaya Jawa yang dilakukan ketika anak
pertama belajar jalan dan dilaksanakan pada usia sekitar tujuh atau
delapan bulan upacara Turun Tanah adalah salah satu upacara adat budaya
Jawa untuk anak yang berusia 8 bulan (pitung lapan), di daerah lain di
Indonesia juga dikenal upacara adat turun tanah ini dengan istilah yang
berbeda. Upacara ini mewujudkan rasa syukur karena pada usia ini si anak akan
mulai mengenal alam disekitarnya dan mulai belajar berjalan.
3. Upacara Tedak Siten
Tedak siten
adalah suatu upacara dalam tradisi budaya Jawa yang dilakukan ketika anak
pertama belajar jalan dan dilaksanakan pada usia sekitar tujuh atau
delapan bulan upacara Turun Tanah adalah salah satu upacara adat budaya
Jawa untuk anak yang berusia 8 bulan (pitung lapan), di daerah lain di Indonesia
juga dikenal upacara adat turun tanah ini dengan istilah yang berbeda. Upacara
ini mewujudkan rasa syukur karena pada usia ini si anak akan mulai mengenal
alam disekitarnya dan mulai belajar berjalan.
4. Upacara Tingkepan Atau Mitoni
Upacara
tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh,
sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan
pada kehamilan pertama.Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang
hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan
doa-doa khusus
5. Upacara Kebo Keboan
Ritual ini
manifestasi dari rasa syukur warga yang menggantungkan hidupnya dari bertani.
Selain itu untuk tolak balak dari marabahaya kebo atau kerbau dipilih menjadi
simbol yang mewakili, lantaran kerbau dinilai hewan yang selalu membantu petani
dalam mengelola sawah. Dari pantauan detiksurabaya.com, 15 pasang "manusia
kerbau" diacara ini seakan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga.
0 komentar:
Posting Komentar